Tina ratna ningsih

tina ratna ningsih

bin house

By 21.02

Bin house
     Batik Indonesia merupakan warisan budaya tak benda (intangible cultural heritage) yang telah mendapatkan pengakuan dari UNESCO pada tahun 2009. Keunikan cara pembuatan batik dan corak motif batik telah memunculkan pesona tersendiri yang diharapkan dapat memberikan gambaran terhadap kebudayaan Indonesia secara komprehensif.
Hal tersebut disampaikan Duta Besar RI Seoul, Nicholas T. Dammen, di hadapan sekitar seratus lima puluh tamu undangan yang terdiri dari kalangan akademisi, pengusaha, dan korps diplomatik, dalam acara Resepsi Pembukaan Pameran Batik Indonesia bertajuk “Wearable Art: Indonesian Batik Cloth Exhibition” yang memamerkan ratusan kain batik koleksi rumah mode milik desainer batik Indonesia, Josephine Komara (Obin), di Korea Selatan pada tanggal 1 April 2010 di The Korea Foundation Cultural Center (KFCC), Seoul.
Pameran Batik Indonesia yang berlangsung dari tanggal 1-21 April 2010 itu merupakan hasil kerjasama KBRI Seoul dengan Bin House, The Korea Foundation Cultural Center, dan maskapai penerbangan nasional, Garuda Indonesia. Pameran tersebut juga dilengkapi dengan side event berupa ceramah tentang Batik Indonesia oleh Obin sendiri pada tanggal 5 April 2010 dan Pemutaran empat buah Film Indonesia di KFCC selama bulan April 2010..

Selama bulan April 2010, KBRI Seoul secara aktif mengadakan serangkaian kegiatan promosi budaya Indonesia di Korsel. Selain Pameran Batik Indonesia, diselenggarakan juga Promosi Kuliner Indonesia di Hotel Lotte Seoul pada tanggal 1-9 April 2010 oleh pakar kuliner Indonesia William Wongso yang sekaligus melakukan Demonstrasi Memasak Makanan Indonesia di Wisma Duta Seoul bagi masyarakat Indonesia dan asing pada tanggal 6 April 2010.Selain itu, KBRI Seoul juga akan mengadakan Promosi Kesenian Indonesia di Dongducheon Foreign Language High School, Gyeonggi Province, pada tanggal 17 April 2010.


sekilas tentang Josephine w. komara aka obin

sekilas tentang obin lahir dijakarta tanggal 16 juli1995,ayahnya seorang pengusaha dan ibunya seorang ibu rumah tangga.Obin dibesarkan di pusat bisnis kota dijalan kopi,Jakarta kota.Semasa sekolah obin pernah menetap dihongkong pada tahun 1960an dan masuk sekolah katolik bernama saint mary knolls elementary school.Sosok obin saat kecil penuh dengan imajinasi,bahkan sampai sekarang ia masih membawa imajinasinya dalam setiap kain yang dihasilkan.
 Sekitar tahun 1975,obin mulai menggumpulkan kain-kain tua dari berbagai plosok dinusantara,dari situlah akhirnya ia menjadi pencinta kain.Dari kecintaan terhadap kainlah yang mendorongnya untuk menggembangkan karya-karyanya dalam usahanya.
Obin lebih suka disebut” tukang kain” daripada desainer.Karena menurut dia adalah pembuat,mendesain itu hanya proses membuat,dan tukang kain memiliki arti yang lebih luas,lebih dari sekedar desainer.
Obin adalah sosok perempuan yang mencintai kain negerinya.ia berusaha melakukan sesuatu untuk melestarikan budaya bangsanya,bukan dengan kata melainkan dengan karya ia terus memperjuangkan segala hal yang dianggap sebagai niali-niali  Indonesia

sumber ; file:///D:/My%20Documents/Downloads/obin.pdf

You Might Also Like

0 komentar